Rabu, 11 Januari 2012

Senyum Indahmu Remajakan Cintaku

Oleh: Ahmad SaHid Thea

Di sudut senja aku termenung menanti kabar tentangmu, tak ada dering panggilan maupun SMS yang membuyarkan keseriusanku. Jauh tatapanku menembus kabut senja yang mulai membekukanku.... maklum aku memang belum terbiasa dengan udara di sekitar puncak Gisaga. Rasa cintaku semakin hari semakin menua, bahkan mulai berguguran dan akan sampai pada titik pemudaran yang sempurna. Renta dan memudar laksana salju yang diterpa teriknya mentari akibat ulah manusia yang tak mampu menjaga keasrian bumi. Langkah yang semenjak 24 purnama lalu aku nantikan, di sini. Tempat dimana janji itu aku buat bersamanya, tepat jam 16:24 dia akan kembali dengan sejuta harapannya.

Kabut senja terus menyerbu sukmaku, membuatku mengencangkan baju hangat dan memakai sarung tangan berbahan kulit warna coklat yang semenjak 24 purnama lalu menjadi pengganti sapu tangan pemberian Ibuku (sapu tangan yang tetap ada di lemariku) yang menjadi penyemangat dan pengingat jalan hidup agar tak pernah tersesat.

Tepat jam 16:20. Dia pasti akan datang menyapaku dan kami akan memandang indahnya malam ini bersama... menyambut bulan purnama yang dihiasi bintang-gemintang.Alhamdulillah... akhirnya ada langkah kaki menaiki anak-anak tangga menuju tempatku berdiri melukiskan masa 24 purnama lalu.. Aku balikan badan tegapku, menyambut Sang Hawa yang menepati janjinya.. Subhanallah.... dia bawakan hadiah terindah untukku.. Senyum yang tulus dan ikhlas ia bawakan untukku, kugapai tangannya seraya berucap. "Ahlan wa sahlan bihuduruki ya Quratal 'aini" senyumnya kubalas dengan rasa syukur pada sang Khaliq pencipta makluk terindah ini. "Ahlan bika ya Qalbi" ia menjawabku..

Senjapun seakan cepat berganti gulita.. azan magrib berkumandang.. kami bersama melangkah menuju mesjid kecil di puncak Gisaga. Berwudlu.... Sang Imam telah siap mengangkat tangannya seraya bertakbir.. "Allahu Akbar" khusyuk kami bermunajat dan memanjat syukur pada-Nya..

Senyum Indah Anugrah Sang Khaliq Remajakan Cintaku Padamu Kasihku.:-)

Senin, 02 Januari 2012

Tersenyum Sendiri Dalam Ceritaku


Oleh. Ahmad SaHid Thea

Bersama rintik kesejukan aku terbangun di subuh itu, kesejukan yang hampir saja buat aku menarik selimutku kembali. Aku sapa Tuhan dengan asmanya serta takbir pengagungan atas segala karunianya padaku. Titik-titik itu terus melaju hingga sang surya tetap enggan menyapaku, mungkin karena ia malu oleh grimis yang sedari subuh menguasai pagi dan tetap menguasainya.

Aku sapa jiwaku sengan seberkas ingatan tentang dirinya (Gadis Impianku). Kuraih Hp tepat di sudut sejadahku (Aku sadari betapa aku telah dikuasai oleh alat komunikasi duniawi yang membuatku selalu ingin menyapanya lebih pagi. Namun, batin ini tak ikhlas karena 13 purnama lalu, di sana ada al-Qur'an dan Tasbih yang selalu mengantarkan gundahku pada sang penggenggam subuh itu).

Kawan...! Tahu Tidak?
Pagi itu aku begitu merindukannya hingga membuat semua ingatanku terpatri menjadi satu dengan dirinya. Senyumku pun tersungging, karena usahaku tuk menghubunginya tetap tak terindakhak. dia tetap tak menjawab panggilanku.

Ingatanku tetap bersamanya...
Dan Tahu tidak kawan...? Hemmmmm
Aku tersenyum kembali karena hampir setengah perjalanku menuju kantor...
Dompetku ketinggalan (Aku hampir melupakan segalanya karena dia).
Aku kembali ke kamar sunyi sahabat kegelisahanku.

Bertemankan hujan yang terus mengguyur, akhirnya aku sampai ke kantor, tepat jam 08:09... telat 9 menit... dan telat 29 menit dari kebiasaanku. Sarapan terlewat karena tak ada waktu lagi..hehehe

Masuk ruangan....
Aku simpan tas, merapihkan berkas-berkas kerja, dan aku ambil alat tulis..... 'N than kutulis cerita yang didalamnya aku tersenyum sendiri..

Bandung, 03 Januari 2012